AGGRESSIVE DRIVING PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA DI JALAN MACET

Authors

  • Suneeta Joys Sihombing dan Irna Darniati

Abstract

Meningkatnya jumlah kendaraan di kota-kota besar telah menimbulkan masalah-masalah lalu lintas antara lain kemacetan, pelanggaran rambu lalu lintas dan perilaku mengemudi secara agresif atau aggressive driving. Faktor penyebab munculnya aggressive driving, di lihat dari sudut pandang psikologi, adalah kemacetan, stress, dan frustasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aggressive driving pengemudi dalam menghadapi kemacetan. Responden penelitian terdiri dari 3 (tiga) pengemudi angkutan kota trayek terminal Depok-Kalimulya, yang dipilih dengan teknik purvosive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan perspektif studi kasus.  Metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi.Proses pertama, subjek yang menghadapi kemacetan akan mengalami perasaan frustasi dengan respon gelisah, kesal, dan marah karena ada tujuan yang terhambat dalam mengejar target sehingga memunculkan aggressive driving. Proses kedua, lamanya subjek terjebak dalam kemacetan akan mengalami stres dengan reaksi jantung berdebar, pusing, khawatir dan cemas karena subjek berorientasi terhadap tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi sehingga, mendorong subjek berkata kasar, mengklakson, mengebut dan menyalip atau aggressive driving .Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemacetan, frustasi dan stress dapat memunculkan aggressive driving pengemudi angkutan kota. Aggressive driving yang sering dilakukan oleh pengemudi angkutan kota adalah behavior conflict dan speeding. Dalam penelitian ini juga, ditemukan proses self control dan low self control  pada pengemudi angkutan kota. Memiliki self control yang baik menyebabkan kondisi individu lebih tenang dan tidak melakukan aggressive driving. Sedangkan low self control dapat mendorong aggressive driving pada pengemudi angkutan kota. Beberapa faktor yang secara signifikan membantu proses self control adalah: agama, karakteristik kepribadian, usia, dan pengalaman. Berdasarkan hal ini, sejumlah hal disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih dalam meneliti tentang self control. Kata kunci: aggressive driving, kemacetan, stres, dan frustasi.

References

Arifin, B. S. (2015). Psikologi Sosial. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

Baron, R., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ghufron, M. N. (2003). Hubungan Control Diri Dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disiplin Orangtua Dengan Prokrastinasi Akademik. Universitas Gadjah Mada.

Harris, P. B., & Houston, J. M. (2010). Recklessness in Context: Individual and Situational Correlates to Aggressive Driving. Environment and Behavior, Vol. 42, 1: pp. 44-60.

Houston, M. J., Harris, P. B., & Norman, M. (2003). The Aggressive Driving Behavior Scale: Develoving a Self-Report Measure of Unsafe Driving Practices . North American Journal of Psychology, Vol. 5, No. 2, 269-278.

James, L., & Diane, N. (2000). Aggressive Driving is Emotionally Impaired Driving.

Mumtahinnah, N. (2008). Hubungan Antara Stres dengan Agresi. Jurnal Psikologi.

Sangadah, N. (2008). Hubungan antara Kecerdasan Emosional Dengan Reaksi Frustasi Pada Santri Pondok Pesantren. Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN.

Satori, D., & Komariah, A. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Segarahayu, R. D. (2013). Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Narapidana Di Lpn Malang. Jurnal Psikologi.

Slamet, S., & Markam, S. (2008). Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Tasca, L. (2000). A Review Of The Literatur An Aggressive Driving Research. Road User Safety Branch. Canada.

Winurini, S. (2012). Perilaku Agresi Pengemudi Kendaraan Bermotor. Vol. IV, No.13.

Downloads

Issue

Section

Articles