DINAMIKA FORGIVENESS PADA ANAK KORBAN PERCERAIAN
Abstract
Keluarga merupakan tempat pertama dalam berbagi kasih sayang, mengatasimasalah yang sedang dihadapi sebagai salah satu anggota keluarga, dan membentukkarakter diri bagi masing-masing individu. Keluarga memiliki peran penting dalamperkembangan anak baik fisik maupun mental, namun pada kenyataannya tidaksemua anak memiliki keluarga yang utuh, salah satunya dikarenakan perceraian,dan tentunya hal tersebut melukai perasaan anak dan efek yang ditimbulkan adalahkesedihan dan kehilangan. Menyelesaikan konflik yang terjadi sebagai akibat dariperceraian dan membangun hubungan yang baik kembali antar individu yangterlibat bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, forgivenessatau pemaafan merupakan cara yang efektif dan penting untuk mengatasipermasalahan antar individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamikaforgiveness pada anak korban perceraian. Penelitian ini menggunakan kualitatiffenomenologi. Subjek di dalam penelitian ini adalah dua remaja yang orang tuanyatelah bercerai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum terjadi forgivenessatau pemaafan, ada empat fase yang dialami oleh kedua subjek yaitu fasepembukaan, fase pengambilan keputusan, fase tindakan, dan fase pendalaman.Selain itu pemberian pengertian dari orang tua memberikan pengaruh pentingdalam memudahkan anak dalam melewati empat fase tersebut.Kata kunci: forgiveness, perceraian, anak, orang tuaReferences
Baumeister, R. F., Exline, J. J., & Sommer, K. L. (1998). The victim role, grudge
theory, and two dimensions of forgiveness. In E. L. Worthington, Jr. (Ed.),
Dimensions offorgiveness (pp. 79-104). Philadelphia: Templeton.
Cole, K. (2003). Mendampingi anak menghadapi perceraian orang tua
(Terjemahan). Jakarta: Pustaka karya.
Creswell, J.W. (2016). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif,
dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dewantara, Ki Hajar. (1961). Ilmu pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa.
Enright, R. (2001). Forgiveness is a choice. Washington: APA.
Hargrave, T.D., & Sells, J.N. (1997). The Development of forgiveness scale.
Journal of Marital & Family Therapy, 23(1), 41-62.
Karremans, J.C, Paul, Van Lange, A.M., & Ouwerkerk. (2003). When forgiving
enhances psychological well-being: The role of interpersonal commitment.
Journal of Personality and Social Psychology, 34 (5), 1011-1026.
Kurniawan, A. (2017, Mei 26). Petra Sihombing: Orangtua gue cerai, karier anjlok,
uang menipis. Tabloid Bintang. Diunduh dari
https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/68468/petra-sihombingorangtua-gue-cerai-karier-anjlok-uang-menipis.
Lopez, Shane, J., & C.R. Snyder. (2004). Positive psychological assesment a
handbooks of models and measures. Washington: APA.
McCullough (2000). Forgiveness as human strength: Theory, Measurement, and
links to well-being. Journal of Social and Clinical Psychology, 19 (1), 43-55.
Rajafi, A. (2018). Tinjauan fiqh Islam nusantara terhadap maraknya cerai gugat di
Indonesia. Yogyakarta: Istana Publishing.
Tim Redaksi. (2009, Desember 30). Ortu cerai, anak bagaimana?. Okezone.
Diunduh dari https://lifestyle.okezone.com/read/2009/12/30/196/289352/ortucerai-anak-bagaimana
Tim Redaksi. (2015, Desember 22). Perceraian terus meningkat. Republika.
Diunduh dari https://www.republika.co.id/berita/koran/khazanahkoran/15/12/22/nzr29730-perceraian-terus-meningkat.
Worthington, E. L., Jr., & Wade, N. G. (1999). The psychology of unforgiveness
and forgiveness and implications for clinical practice. Journal of Social and
Clinical Psychology, 18(4), 385-418.
Widiyanti, A., & Lestari, P. (2014). Faktor-Faktor Penyebab Perceraian Pada
Keluarga Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Di Desa Citembong, Kecamatan31
JP3SDM,
Vol. 8. No. 2
(2019)
Dinamika Forgiveness pada Anak Korban Perceraian
Bantarsari, Kabupaten Cilacap (Skripsi dipublikasikan). Universitas Negeri
Yogyakarta: Yogyakarta.
Zechmeister, J.S, & Romero, C. (2002). Victim and Offender Accounts of
Interpersonal Conflict: Autobiographical Narratives of Forgiveness and
Unforgiveness. Journal of Personality and Social Psychology, 82 (4), 675-